Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun Aku merasa nyaman kerja di kota ini, karena teman-teman sekantorku orangnya ramah-ramah dan mengayomi bagi para pegawai muda yang masih Namunsemua pikiranku itu hilang saat aku bertemu dengan Yuli (samaran) istri Pak Lurah Desa K.R.G yang sangat cantik alami. Awal cerita, Saat itu aku pergi kerumah Pak Lurah ingin mengajukan permohonan izin dan saat itu Yuli menyajikan secangkir kopi di meja tamu. Seketika itu aku langsung terpesona dibuatnya. CeritaSex Dewasa | Sudah tak terhitung berapa kali aku dan Bu Suti melakukan hubungan layaknya suami istri "Sudah malam Bu saya mau pulang" Singkat cerita sesudah urusan bayar membayar dan pesan memesan selesai, aku pangku Bu Yanti di sofa, aku usap-usap pipinya yang kenyal dan berkulit halus sekali Foto Memek Bu Haji | Girl Picture kontol Anakdan Ibunya Yang Berjilbab – Nama gua gunawan,umur gue sekarang 21 thn. Gue ingin cerita tentang pengalaman seks gue sewaktu kelas 2 sma. Bokap gue seorang bisnismen,super sibuk deh.Nyokap gue adalah ibu rmh tangga,dan mama yg menjaga kedai kami yg berada di depan rumah.Nyokap gue lumayan cantik,tapi sayang kecantikanya itu ditutupi jilbab yg melekat Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak Lama-kelamaan hanya rasa enak yang terasa Pak Yono pun menjerit keenakan Lemes banget ni badan”kataku dengan agak sedikit di beri rintihan ^^ “Terlalu letih ya Van?” kata bu dewi Cerita Panas Ayahku Ngentot Bibi Surti Yang Bahenol, bokep 3gp smu CeritaSex: Kisah Cintaku Dengan Pak Kades –. Kisah Cintaku Dengan Pak Kades – Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami. Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. . Cerita Cerbung Karna Suami Sibuk Terpaksa Selingkuh Pak RT Chapter 1 – Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian. Cerita Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan. Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu .. Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini.. Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku. Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu. Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain. Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya. Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya’, Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku. Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu. Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu. Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang. Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an. Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong. Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh. Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya. Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus. Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku. Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal. Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung. Sekali aku nyeletuk, N’tar dilihat orang Pak’, Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia. Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora, Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik .. Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku .. Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’. Terserah Pak Parno.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’. Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain sejam’?? Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain. Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku. Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan jalan-jalan dulu’ Pak Parno ini. Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya. Nyampai Dik Mar ..’, Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu. Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini.. Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku. Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk. Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini. Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing. Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, Sini Dik Mar .. , uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku. Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini. Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’. Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku. Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee.. Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu. Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku .. Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass .. Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme. Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku. Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini. Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu. Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..’, suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass.. BERSAMBUNG Karna Suami Sibuk Terpaksa Selingkuh Pak RT Chapter 2 setelah sebelumnya admin telah berbagi kisah Selingkuh Dengan Sahabat Suamiku Yang Gagah Perkasa kini ada Bercinta Dengan Anak Pak RT Yang Begitu Menggoda pastinya tak kalah menarik dari cerita sebelumnya. Oke langsung aja om dan mbak simak cerita seks terbaru tersebut berikut ini. Sudah hampir dua bulan aku ngekost di rumah Pak Irwan ketua Rt kampung Bojong daerah Bekasi. Kebetulan aku mendapatkan kontrak kerja selama setahun untuk sebuah proyek pembangunan apartemen di Bekasi. Dan selama itulah aku memendam hasrat dengan Bu Anne yang merupakan istri Pak Irwan. Aku tertarik pada Bu Anne sejak pertama kali masuk ngekost. Hampir setiap hari aku membayangkan ngentot dengan Bu Anne yang memiliki toket montok dan tubuh seksi. Dan ternyata Bu Anne juga memendam hasrat yang sama denganku. Akhirnya kamipun sering mencuri waktu dan diam-diam bercumbu dikala Pak Rt sedang keluar rumah. Tapi hasratku kepada Bu Anne jadi hilang seketika disaat tiba-tiba anak Pak Irwan yang kuliah di Surabaya pulang ke rumah. Vivi nama gadis itu, dia cantik, langsing dan berkulit putih tapi toketnya tidak terlalu besar, jauh berbeda dengan Bu Anne yang memiliki toket yang sangat montok. Siang itu aku dimintai tolong sama Bu Anne untuk mengantar Vivi mencari tiket Bus supaya Vivi segera kembali ke Surabaya, dengan maksud agar Vivi tak lama berada di rumah dan tak menganggu hubungan kami. Akupun mengiyakan perintah Bu Anne. Dalam perjalanan kami tak banyak mengobrol bahkan terkesan diam. Tiba-tiba dering hp Vivi berbunyi memecahkan kesunyian diantara kami, dengan segera Vivi mengangkat telpon itu. Aku tak tahu entah siapa yang menelponya dan apa yang sedang dibicarakannya, raut wajah Vivi berubah seketika, matanya berkaca-kaca tak lama air mata itupun terjatuh membasahi wajah Vivi. Akupun langsung menghantika laju mobil dan berhenti ke pinggir di depan sebuah rumah makan. “Lho kamu kenapa Vi? “ tanyaku penasaran. Tapi entah kenapa begitu melihat Vivi menangis , kontolku malah jadi tegang. Apa mungkin karena wajahnya tambah cantik ang membuat kontolku berdiri. Vivi tak menjawab pertanyaanku, dia terus menangis dan lalu bersandar dipundakku. Aku merasa kasihan melihat kedaan Vivi, aku berusaha untuk menenangkannya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah makan tersebut. Setelah masuk ke dalam rumah makan tiba-tiba Vivi bercerita “Hidupku serasa sudah selesai mas, aku ingin mati saja” katanya sambil sesenggukan. “Hust, jangan ngomong gitu Vi ndak baik, emang kenapa sih?” tanyaku semakin penasaran. “Tadi pacarku menelponku, dia memutuskan hubungan kami dan akan menikah dengan wanita lain” jawabnya. “Kamu yang sabar ya…sudah jangan menangis lagi, di dunia ini lelaki gak Cuma dia aja kog, masih banyak lelaki lain yang lebih baik dari dia” jawabku sok bijak. “Tapi mas, perawanku hilang karena dia, aku sudah tak berharga lagi” katanya “Jangan berpikiran sempit, lihat disana banyak janda beranak yang juga jadi rebutan” jawabku mencoba menghibur. Vivi lalu terdiam, aku tak tahu apa yang sedang dia pikirkan begitu mendengar ucapkan, tapi perlahan isak tangisnya mereda dan mulai memakan makanan yang sudah kami pesan. Setelah selesai makan, Vivi ngomong sesuatu yang membuatku terkejut, dia berkata kalau dia gak mau balik ke kampusnya dulu, “Mas, kamu mau gak nemenin aku?” tanya Vivi mengejutkanku. “Lha ini kan sudah kutememani” jawabku singkat. “Iya tapi maksudku, temani aku satu atau dua hari gitu, tapi kalau kamu gak sibuk sih” katanya manja. “Sebulanpun juga gakpapa kog Vi” jawabku menggodanya. “Yang bener? Terus nanti pacarmu kalau marah gimana?” tanyanya memancing. “Udah jangan banyak tanya, kalau kamu butuh teman aku bersedia menemanimu” jawabku sambil mencubit dagunya. “Iiih, mesti ujung-ujungnya gombalan…hahaha” jawabnya. “Emangnya kamu mau kemana minta ditemenin segala? Aku gak maul ho kalau suruh nemenin tidur,,hahahaha” tanyaku bercanda. “Yeee, GR banget sih kamu, enakan tidur ma bonekaku…” jawabnya membalas candaanku. “Emang bonekamu punya burung?hahahha” tanyaku memancing. “Omong apa sih kamu, ngeres banget iihhh….” Jawabnya dengan nada manja. “Aku juga siap kog jadi pacarmu sehari hehehhe…” kataku sambil mengelus pipinya. Sesaat kemudian Vivi terdiam kembali, telapak tangannya berubah menjadi dingin dan berkeringat dengan ekspresi wajah yang gugup. “Kamu kenapa Vi? Kog telapak tanganmu berubah dingin gini? Padahal cuma kuelus pipimu belum yang lainnya” tanyaku yang membuatnya tersadar dari lamunannya dan menarik tangannya. “Udah ah…jangan ngawur, aku cuma pengin cari tempat yang tenang saja untuk menenangkan diriku, yuk cari tempat dimana gitu?” ajaknya. “Aku tahu tempat yang asyik, dijamin kamu akan lupa dengan pacarmu dan mungkin juga lupa daratan…hahahaha” kataku sambil bercanda. Tanpa menunggu jawab dari Vivi, aku lantas menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam mobil dan langsung menuju tempat yang aku janjikan pada Vivi, yaitu sebuah apartemen yang bisa disewa harian. Tiga puluh menit kemudian kami sampai di lokasi, di apartemen ini biasanya aku mengadakan pesta bersama dengan teman-temanku. “Ini tempat apa mas? Seperti diskotik?” tanya Vivi penasaran. “Sudah nikmati saja, anggap di rumah sendiri” kataku sambil menuangkan minuman yang aku ramu sendiri. Kuputar musik di layar lebar yang berada di depan kami. Ruangan yang redup menambah keharmonisan kami. Hanya butuh waktu 5 menit, ramuan yang kubuat sudah berhasil membuyarkan kesadarannya. Tanpa sadar kini tangan kanan Vivi mengelus-elus memenya sendiri dari luar celana yang dia pakai. Tanpa menunggu lama aku langsung menyambar tubuhnya hingga terjatuh di sofa dan langsung kutindih badannya. “Biar kubantu mengelus ya? Agar lebih nikmat” kataku padanya. Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung melepas semua pakaianku yang melekat pada tubuhku termasuk CDku kemudian aku juga membantu melepaskan seluruh baju Vivi, awalnya sih dia menolak dan coba menepis tanganku, tapi begitu dia melihat kontolku yang besar berdiri dia langsung menyerah. Aku langsung mengambil posisi 69. Kujilati memeknya yang tanpa ditumbuhi bulu. Kubuka lubang memeknya dengan lidahku. Bisa dibayangkan betapa nikmat yang dirasakan Vivi apalagi dicampur dengan meminum ramuan yang buat tadi seakan menambah gairahnya. Vivi mengerang kencang, tanpa kuatir ada yang mendengar dari luar, karena ruangan ini memang cocok untuk mengekspresikan desahan dan rintihan. “Arrgghhh, maasss…. Enak maaasss…terus mas..tusuk lubangku dengan lidahmu maasss…ooohhh…” Desahnya semakin kencang seiring dengan sodokan lidahku yang juga semakin cepat mengobok-obok memenya yang sudah sangat becek. Vivi pun membalas permainanku, dia menjilati, menghisap dan mengocok kontolku dengan liarnya bahkan tak segan-segan dia menyusur anusku. Mengejang tubuhku dibuatnya dan kontolku pun seakan semakin mengeras dan panas. “Aduuuhh…Viiii nikmat sekali sayaaaang…terus sayang jangan berhenti ya sedot yang keras Viiii….” Vivi pun menuruti perkataanku dia, lalu menghisap kencang kepala kontolku dan semakin memasukan dalam ke mulutnya hingga terkena tenggorokannya. Rsanya sungguh nikmat di banding masuk ke dalam memek. Tapi aku gak tega melihat wajah Vivi berubah menjadi pucat terengah dan tersedak sejadi-jadinya. Lalu kusandarkan tubuh Vivi di sofa dan perlahan aku menggesekan kepala kontolku di bibir memeknya. Perlahan kumasukan kontolku ke dalam lubang memeknya, terasa masih sempit meski dia sudah tak perawan lagi. Dengan sedikit bhentakan akhirnya kontolku berhasil masuk ke dalam memeknya, “Sleeeep…..”. Vivi menjerit antara nikmat dan sedikit menahan sakit. “Aaauuu…aaahhhh….sssthhhh….” Setelah seluruh kontolku masuk ke dalam memeknya, akupun mulai memompa memek tersebut dengan penuh nafsu, dan tanganku kugunakan untuk meremas toketnya. Sodokanku kupercepat dan sesekali aku memukuli pantatnya seperti film bokep yang sering kulihat. “Oooohhh…. Yeeeessss….” Erangan Vivi membuatku semakin bernafsu. Dan untuk menambah sensasi aku memasukan jari tengahku ke lubang anusnya yang terlebiih dahulu kulumuri dengan lendir memek Vivi. Aku tak peduli dengan apa yang dirasakan oleh Vivi, entah itu sakit atau nikmat. Dua lubangnya kukocok bersamaan, kontolku menyodok memeknya sedangkan jari tengahku mengobok-obok anusnya. “Enak gak Viiii…. Hari ini aku seutuhnya milikmu, kamu akan kupuaskan sayang….” Tanyaku sambil terus menyodok kedua lubangnya. “Enak sekaliii maasss….aku udah gak tahan lagi maasss…” jerit Vivi. Tak berapa lama tubuh Vivi menegang pertanda dia sudah orgasme. Tapi aku terus saja menyodok lubang-lubangnya, selama aku belum orgasme aku tak akan menghentikan sodokanku. Dan benar saja setelah hampir setengah jam aku mengobok-obok memek dn anusnya, aku merasa tanda-tanda kontolku akan menyemprotkan sperma, Aku semakin mempercepat sodokan kontolku. “Ploookkk…ploookk…ploookkk” “Aaahhhhh..ooohhhh….” teriaku sambil menyemprotkan seluruh spermaku ke dalam lubang memeknya. “Crooot…crooottt…croootttt…”. Kutahan kontolku agar tetap berada di dalam memeknya sampai spremaku habis seluruhnya menyemprot rahimnya. Kami berdua benar-benar menikmati persetubuhan yang liar ini. Dan akhirnya kami tertidur hingga pagi. Keesokan harinya kami pulang ke rumah karena Pak Rt dan Bu Rt sudah menunggu kami. Disepanjang perjalanan Vivi menangis lagi. Dan sama seperti cowok yang lain aku mencoba untuk merayu dan menenagkannya. Aku juga berjanji akan bertanggung jawab apabila dia sampai hamil. Tapi untungnya samapi kontraku selesai Vivi tak juga hamil, aku pulang kampong dengan aman. Setelah kejadian kemarin saat aku menonton adegan hot istriku arini dengan pak RT dan anaknya aku terus memikirkan bagaimana cara agar dapat menghukum arini atas perbuatannya. setelah ku pikir masak-masak aku pun melakukan langkah pertama yaitu mengintrograsi arini jika pulang dari kantor nanti. namun sepertinya dewa keberuntungan sedang berada dipihakku saat ini karena hari itu aku mendapati fira anak tiri dari pak RT yang memiliki body yang beh sekel padet and yang terpenting bispak itu sedang melamar pekerjaan di kantor karena tanpa sengaja aku melihatnya memasuki ruang HRD. diam-diam aku menunggu fira keluar dari ruangan itu aku ingin tau apakah dia diterima atau tidak. setelah 15 menitan fira keluar dengan wajah mumet dan sedih aku mengira dia pasti gagal dalam ujian wawancara karena HRD kami sangat ketat dalam seleksi karyawan dan dia benar-benar ingin karyawan-karyawan terpilih saja yang bekerja di tempat kami. aku berpikir cepat dan langsung bergegas masuki ruang HRD itu. "pak solehin" tegurku saat memasuki ruang HRD dan melihatnya sedang membereskan berkas bekas wawancara tadi. "ya ada apa pak ardi?" tanyanya saat menoleh "saya boleh tanya tadi cewek yang ngelamar di sini di terima atau tidak?" tanyaku balik padanya "tidak dia terlalu kikuk orangnya pak ardi. memang kenapa kok pak ardi bertanya seperti itu?" jawab pak solehin "saya kenal dengan gadis itu pak dia tetangga saya." jawab ku dengan cepat "lalu hubungannya apa dengan masuk atau tidak di kantor ini?" tanyanya lagi "gini lho pak saya ingin dia di terima di kantor ini dan sebagai gantinya..." kataku terpotong untuk membuatnya penasaran "sebagai gantinya apa pak ardi?" tanyanya mulai penasaran dan tanda pancinganku berhasil. "pak solehin boleh bersetubuh dengan istri saya." jawabku sontak membuat pak solehin kaget bukan main. mungkin pak solehin juga adalah orang yang tegas tapi dia juga sering ku dapati mencicipi tubuh gadis-gadis yang wawancara dengannya dan semua gadis yang melakukan itu di terima tapi kalau kinerjanya jelek mereka paling lama bertahan 6 bulan. aku bahkan sempat berhasil menyetubuhi karyawan yang masuk karena bersetubuh dengan pak solehin ini. "gak salah tuh pak ardi istrimu yang bahenol itu?" tanyanya masih tidak percaya "iya pak solehin. bapak bebas ngentotin istriku selama satu hari penuh asal gadis tadi di terima." ujarku menegaskan perkataanku pada pak solehin. "baiklah kalau begitu urusan menerima gadis itu gampang sekarang masalahnya istrimu mau tidak aku gituin nanti aku kena pidana pemerkosaan lagi." pak solehin mengeluarkan keraguannya "udah pak tenang aja aman ko saya yang jamin bapak tidak akan kena pidana malah istri saya akan dengan senang hati memberikan seluruh tubuhnya pada bapak nanti saya jamin." aku kembali menjelaskan agar pak solehin tidak ragu lagi. akhirnya perundingan hari itu selesai dan kami berdua esokan harinya fira di telepon oleh pak solehin dan hal yang membuatnya kaget adalah tiba-tiba hari itu dia di terima kerja padahal kemarin pak solehin bilang masih ragu dengan kemampuannya. lalu dengan terburu-buru pun fira bergegas menuju kantor pak solehin untuk mengkonfrimasi pernyataan dari pak solehin tersebut."pak beneran saya diterima pak?" tanya fira dengan panik dan gugup saat itu "iya kamu diterima kamu beruntung punya kenalan di perusahaan ini jadi kamu mendapatkan recomendasi dairnya. benar-benar kau adalah gadis yang beruntung." pak solehin menjelaskan "hah kenalan yang merekomendasikan diriku kira-kira siapa ya?" pikir fira membatin saat itu. "sekarang kamu saya tempatkan sebagai sekertaris dari bagian akuntansi tugasmu sehari-hari adalah membantu dia menyelesaikan pekerjaannya agar lebih cepat dan tepat mengerti?" tanya pak solehin membuyarkan lamunan fira "ya pak saya mengerti." fira gugup menjawabnya sehingga kata-katanya terbata-bata. setelah itu fira keluar ruangan HRD dengan hati gembira karena mulai besok dia sudah bekerja di perusahaan itu, tapi dia tidak tau itu adalah awal baginya untuk menjadi mainan seks ardi yang kedua setelah itu seperti yang di instruksikan oleh ardi arini datang ke tempat yang di janjikan yaitu sebuah hotel bintang 4 arini hari itu selama 24jam di perintahkan ardi untuk melayani bosnya itu awalnya arini menolak tapi saat ardi memperlihatkan videonya saat bersetubuh dengan pak RT arini menyerah untuk menolak lagi. arini pun sampai di kamar nomor XX di lantai 3 hotel itu. "ohh jadi kamu sudah datang ya arini. tepat waktu juga kamu ya ardi pasti sangat rajin ngelatih kamu ya." hinaannya langsung menerjang arini saat membukakan pintu kamar tersebut. saat arini masuk pak solehin langsung mengunci pintu kamar dan langsung memeluk arini dari belakang sambil meremas payudaranya dari luar kaos T-shirt arini, tapi tentu itu sama saja dengan meremas tanpa alas karena arini tidak memakai BH. "kamu gak pakai BH arini?" tanya pak solehin agak heran "iya saya cuma cewek gatel yang beruntung bisa jadi istri tuan ardi pak dan karena tuan ardi mengetahui hal itu saya sudah tidak memerlukan BH lagi pak." jawab arini dengan suara yang lembut. tapi hal itu malah membangkitkan birahi pak solehin dan membuat dirinya semakin ganas meremas payudara arini yang empuk dan padat itu. tangan pak solehin tidak hanya berhenti samapai situ sekarang tangannya mencoba menyusup ke balik kaos arini dan tangan yang satunya mencoba menyusup ke dalam celana jins pendek milik arini. dan tentu dengan mudah pak solehin berhasil menjarah dua titik incarannya tersebut karena selain arini tidak melawan arini pun sepertinya sudah mulai menikmati permainan pak solehin karena sekarang saja puting arini sudah sangat keras dan terlihat menojol dari balik kaosnya yang agak ketat itu. "ehmmmm" arini pun mulai mendesah saat vaginanya yang basah itu tersentuh jari kasar pak solehin bukan cuma itu pak solehin pun langsung menyerang cloris arini tanpa ampun. "uhhhhh... shhhhsssss" arini makin mendesah akibat perbuatan pak solehin yang memang ahli dalam merangsang tak jarang pak solehin dapat membaut sorang wanita yang hasrat seksnya terpendam dan menjadi alim berubah total kemabli menjadi penggila seks bahkan lebih parah dari sebelumnya. pak solehin terus mempertahankan seranganya terhadap tubuh arini dan mulai menaikan tempo serangan sedikit demi sedikit. mula-mula pak solehin mulai memilin puting arini dari balik kaos T-shirtnya. puting arini yang sudah mengeras itu sangatlah mudah dirangsang dan memberikan sensasi luar biasa bagi arini. sebenarnya arini ini mandul karena sebuah kecelakaan yang membuat dirinya terpaksa mengangkat rahimnya dulu dan entah perbuatan dokter atau tidak semenjak selesai operasi payudara dan vagina arini itu sangat lah sensitif sehingga sangat mudah untuk dirangsang dan membuat arini menjadi hyperseks dulu. tapi sisi positifnya payudara arini tidak pernah mengendur sedikit pun meski sudah banyak lelaki yang meremas benda itu dan menyusu di sana. arini semakin terangsang saat ini karena pak solehin lagi-lagi menaikan tempo rangsangannya dan memasukan 2 jari tangannya dan menggesek-gesek dinding vagina arini yang sedari tadi memang sudah sangat gatal. arini saat itu sudah tidak dapat berpikir "uhhhhhh...shhh..ahhhh..." dia hanya bisa mendesah dan mendesah saat tubuhnya dirangsang abis-abisan oleh teman sekantor suaminya itu. tiba-tiba setelah melihat arini sudah kehilangan akal sehatnya akibat rangsangannya pak solehin menghentikan perbuatannya. "pak ko... berhenti....ha...ha..." tanya arini dengan nafas yang berat dan mata yang sayu. "saatnya kamu saya ajarkan cara jadi wanita yang baik bagi setiap lelaki arini. saya akan mendidik mu agar menjadi wanita penggila seks bahkan kau lah yang akan memohon nanti pada laki-laki untuk menyetubuhi dirimu." ujar pak solehin dengan muka mesumnya sambil menurunkan pundak arini dan mengarahkan kepala arini pada penisnya yang mengacung. entah sejak kapan pak solehin melepas celananya itu tapi sekarang sebuah penis yang super panjang sedang berada dihadapan arini. tanpa disuruh dua kali arini mencium penis tersebut dengan mesra dan mulai menjilati kepala penis itu. setelah merasa cukup liur yang diberikan oleh lidah arini sekarang arini mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya dan tentu saja benda itu tidak muat di mulut arini. hanya kepalanya pnisnya saja yang berhasil masuk ke dalam mulut arini tapi itu cukup untuk menaikan birahi pak solehin. karena tak mau buru-buru keluar pak solehin akhirnya menarik kepala arini dan mengangkat tubuh arini agar berdiri. lalu menyandarkan tubuh gadis cantik itu ke dinding dan dengan ganas menelanjangi arini yang masih lemas karena tubuhnya masih dalam keadaan terangsang dan belum pulih benar. setelah berhasil menanggalkan seluruh pakaian arini pak solehin tidak buang waktu dan kembali mengerjai tubuh arini. mulai-mulai pak solehin menggunakan teknik phpnya dengan menyelipkan penis panjangnya kesela-sela paha arini dan membuat benda itu bergesekan dengan vagina arini yang mulus tanpa bulu itu. pak solehin terus mengesek-gesek vagina arini tanpa membuat benda itu masuk ke liang vagina arini. dan kita semua pasti arini saat itu sangat menginginkan benda itu masuk buktinya sekarang arini mulai menggoyangkan bokongnya agar vaginanya dimasuki oleh penis pak solehin tapi ternyata pengalaman pak solehin lebih banyak sehingga menghidari goyangan arini bukanlah hal yang sulit baginya. "uhhhh pak masukin arini sudah gak tahan." arini mulai mengeluh karena saat itu cairan vaginanya sudah mengalir dan sangat basah bahkan terus menerus menetes kelantai. "arini kalau dirimu yang pencinta seks belum mengakui kenyataan bahwa kau adalah wanita pecinta seks dan setiap lelaki berhak atas tubuh mu aku tidak akan memasukan batang kontolku ini arini." ujar pak solehin kembali memasang wajah mesumnya. "sial kalau begini terus gua bisa gila karena kontol panjang itu." saat arini mulai mengeluh dalam hatinya sepertinya hal itu sudah terlambat bagi tubuhnya. arini saat itu benar-benar sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. karena sekarang saja mata arini sudah penuh kekosongan dan cairan vaginanya lebih bebas keluar dari sebelumnya. "pak... enak pak... saya ini cuma wanita binal yang doyan peler dan kontol pak.... saya .... bahkan lebih rendah dari pelacur dan setiap lelaki berhak atas tubuh saya pak... uhhhh...sjhhhh.." arini berbicara seperti itu karena sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. itu adalah keinginan tubuhnya. pak solehin menyadari arini sudah kalah telak dalam perang rangsangan tersebut dan mulai memasukan penisnya ke dalam vagina. "uhhhhhhhhhhhh...ahhhhhhhhhhhhhhhhh......" arini menggerang panjang karena rasa nikmatnya penis itu sekarang menjadi puluhan kali lipat dari penis-penis lainnya yang pernah menyetubuhinya. "kena juga kamu arini sekarang kamu akan jadi mainanku. ardi bodoh memberikan celah untuk membuat istrinya menjadi maniak seks begini." pikir pak solehin tersenyum penuh kemenanngan. saat pak solehin menggenjot tubuh arini semakin kencang itu membuat arini makin bergoyang dan makin kehilangan akal sehatnya. sekarang yang ada di pikiran arini adalah seks seks dan hanya seks untuk membuat vagina puas. "uhhhhh..ahhhhh enggggggggahhhhhhh" arini kembali menggerang saat pak solehin mempercepat tempo genjotannya tapi setelah 15 menit menggenjot tubuh arini dalam posisi berdiri pak solehin mulai bosan dan menggati gaya tubuh arini saat ini berada di atas dan itu membuat arini bebas mencari kepuasannya sendiri dari batang penis pak solehin. dalam gaya terserbut arini mendapat 4 kali orgasme yang dasyat dan saat arini ingin mendapat orgasme ke limanya penis pak solehin juga sudah mulai berkedut. "pak say....a ham....pir sam...pai lagi..." ujar arini terpatah-patah. "saya juga neng... barengan..." dan setelah 3 menit mereka berdua pun orgasme dasyat sekali apa lagi pak solehin spermanya benar-benar banyak sampai mengucur deras keluar vaginanya. arini pun di suruh membersihkan penis pak solehin itu dengan sangat lembut dan hati-hati. efeknya pak solehin kembali dalam keadaan siap tempur kembali dan persetubuhan mereka pun berlanjut sampai 4 ronde hari itu. tatapan mata arini pun mulai hari itu berubah total menjadi sayu dan vaginanya selalu saja lembab seakan tidak ada puasnya dan saat arini pulang kerumahnya pun saat di bus arini membiarkan seorang pria menjamah tubuhnya karena saat itu kondisi sangat menguntungkan arini sedang berdiri di tengah kepadatan penumpang dan kedua tangannya terjepit dalam hapitan dua orang sementara yang satunya berpegangan pada pegangan agar tidak jatuh tapi hel itu membuat pelaku semakin gencar mengerjai tubuh arini. saat itu arini hanya diam saja dan menerima perlakuan sang pelaku dengan pasrah setelah melihat sang korban pasrah pelaku itu pun membisikan sesuatu pada arini. "pengen gak aku entotin kamu biar gak sange lagi sayang?" bisikan itu membuat arini merinding tapi arini malah menganggukan kepalanya dan pertanda bahwa dia mau bersetubuh dengan orang asing itu. "kalau gitu sekarang kita turun soalnya kalau lebih jauh lagi bakal sampe tempat rame." bisiknya sambil menarik tangan arini dan bersiap turun. mereka berdua pun turun arini melihat pemuda yang menariknya itu badannya kurus dan mukanya jauh dari yang namanya cakep apa lagi membawa arini memasuki sebuah kebun pisang di dalam sebuah gang pemuda itu pun langsung memeluk arini dan menciumnya dan membuat arini kembali terbuai akan rangsangannya yang nikmat bahkan saat itu pemuda itu lebih berani dari sebelumnya karena sekarang saja dia sudah membuka celananya sehingga penisnya yang besar dan gemuk itu pun terpampang dan bergelantungan bebas. sambil terus merangsang arini pemuda itu dengan cepat meloloskan celana jins pendek yang digunakan arini dan juga CDnya. dengan penuh nafsu pemuda itu menggesek-gesekan penisnya pada vagina arini dan juga tangannya menyusup dalam kaos yang digunakan arini lalu mulai memilin putingnya yang sudah kembali mengeras. "ahhhhh....ehhmmmmm..." arini mendesah tertahan oleh ciuman karena penis gemuk itu berhasil memasuki vagina arini yang memang sudah sangat lembab. pemuda itu dengan ganas memaju-mundurkan penisnya dan pemuda itu terlihat belum puas sampai di situ dia mulai meloloskan kaos yang di kenakan arini lalu mengulum puting arini dan tidak lupa mencupang bagian itu."sayang ...uh uh uh... kamu bener-bener hot ...." pemuda itu semakin ganas menggenjot tubuh arini sambil berdiri. arini saat itu tentu saja sangat pasrah menerima keadaan karena memang arini sangat ingin sang pemuda itu lebih ganas menyetubuhinya. "uhhhhhh... gua mau keluar coy..." racau pemuda itu. "sabar bang saya juga uhhh..." arini pun mendapat orgasme bersamaan dengan pemuda itu.. "crott...crot...crot..crot.. gak nyangka gua bisa ngentotin cewek capek kaya kamu sayang." ujarnya setelah berhasil mengeluarkan 4 semburan lahar panasnya ke dalam liang vagina arini. "iya bang abis kan abang yang nakal bikin arini sange." goda arini dengan nafas berat. "haha dasar amoy kalo lu gak gua bikin sange dulu mana bisa gua ngentotin lu." ujarnya mulai menghina arini. "dah ya bang saya mau pulang dulu." ujar arini sambil memakai kembali pakaiannya "eh.. nomor hpnya donk kan gua pengen ngentotin lu lagi dan sapa tau kita jodoh." ujar pemuda itu dengan senyuman mesumnya. "saya udah punya suami bang udah ya nanti kalau ketemu lagi baru dah boleh lagi." ujar arini dengan kedipan mata yang nakal. - BERSAMBUNG -

cerita dewasa pak rt