Salahsatunya yang paling banyak peminatnya adalah volunteer Java Jazz. Tahun ini memang Java Jazz sudah sukses digelar pada 1-3 Maret 2019 lalu. Menjadi seorang volunteer Java Jazz bakal memberi lo kenangan dan pengalaman yang berkesan. Jadi, kalau ada kesempatan tahun depan, pastikan lo ikutan daftar ya, Urbaners! Pengalman"Volunteer Java Jazz 2019" Search. Search This Blog Posts. There's nothing here. Report Abuse Powered by Blogger Peluangmenjadi Volunteer WartaJazz di Java Jazz Festival 2020. Agus Setiawan Basuni February 24, 2020. 0 2,537 Less than a minute. Share. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Skype WhatsApp Telegram Viber Share via Email. (28 Februari-1 Maret 2020) di JIEXPO Kemayoran sambil mendapatkan pengalaman seru!. Pengalamanmotret Java Jazz. By. Dikdik Herdiana - Mar 10, 2017. 0. 453. Facebook. Twitter. WhatsApp. LINE. Sewaktu saya sampai di arena Java Jazz di Kemayoran, saya pikir penonton jazz pasti orang-orang tua. Ternyata saya salah. Anak-anak muda juga banyak dan antusias menonton Java Jazz. Musisi yang tampil juga banyak yang muda-muda. Its my experiences being volunteer in Java Jazz Festival 2016 (Part 2) my precious id card. [Day 1] Hari pertama, yaitu hari Jumat, 4 Maret 2016. Gue berangkat dari Bogor jam 9 pagi, dan sampai sana jam 11 siang-an lewat. Hari pertama masih pada awkward karena itu kedua kalinya kita full team ketemu (bahkan ada yang baru dateng karena JavaJazz Festival merupakan festival musik jaz terbesar yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2005. Penyelenggaraannya yang konsisten berlangsung hingga s . Trending Selasa, 26 Maret 2019 Urbaners, lo lagi punya waktu luang yang cukup banyak? Daripada dibuat nongkrong atau jalan-jalan terus, nggak ada salahnya untuk sesekali mencoba jadi volunteer atau relawan. Volunteer adalah orang yang dengan sukarela, tanpa dibayar, mau menyediakan waktu, tenaga, dan kemampuannya untuk tujuan tertentu. Bukan berarti volunteer nggak dihargai, tapi justru jasa volunteer terlalu valuable. Setiap tahunnya, Indonesia punya banyak event seru yang biasanya membutuhkan volunteer untuk membantu keberhasilan acara. Salah satunya yang paling banyak peminatnya adalah volunteer Java Jazz. Tahun ini memang Java Jazz sudah sukses digelar pada 1-3 Maret 2019 lalu. Tapi nggak ada salahnya mempersiapkan diri buat jadi volunteer Java Jazz dari sekarang. Apa Enaknya jadi Volunteer Java Jazz? Sebelum daftar menjadi volunteer Java Jazz atau untuk event apa pun, lo wajib ingat kalau mengumpulkan uang bukanlah tujuan utama dari peran volunteer. Namanya juga sukarela, Urbaners. Namun, lo bakal tetap mendapatkan banyak hal lain yang nggak kalah menguntungkan buat lo. Apalagi kalau lo jadi volunteer untuk event bergengsi semacam Java Jazz. Nah, di Java Jazz sendiri, volunteer bisa mendapatkan banyak pengalaman seru yang tentunya berkesan banget. Menjadi volunteer Java Jazz artinya lo juga bertugas sebagai seorang crew, jadi lo pun bakal dibekali oleh ID Pass untuk keluar masuk area Java Jazz secara leluasa. ID Pass inilah yang memungkinkan lo buat nonton gratis musisi-musisi jazz yang lagi tampil. Tentunya lo tetap harus mengingat tugas dan kewajiban lo sebagai seorang volunteer, ya. Nggak cuma itu, selama menjadi volunteer Java Jazz lo juga bakal bertemu dengan sesama volunteer lain yang jumlahnya nggak sedikit. Lo bisa berkenalan dengan mereka sehingga memperluas networking lo. Sebelum event bubar, jangan lupa bertukar contact biar bisa tetap stay in touch. Jadi Volunteer Java Jazz, Kerjanya Ngapain Aja? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada divisi yang lo apply. Bahkan satu divisi bisa terdiri dari beberapa cabang subdivisi lain yang lebih spesifik. Misalnya, untuk divisi promosi, lo bisa ditempatkan di subdivisi media desk yang bertugas untuk menangani media yang akan meliput acara. Berbeda lagi dengan divisi merchandise di mana lo harus siap loading barang-barang merchandise Java Jazz, memberikan barcode, hingga mengecek kondisi fisik merchandise agar sesuai dengan data input. Ada pula divisi food and beverage F&B, biasanya lo bakal diminta untuk menjaga booth makanan dan minuman yang tersedia di area Java Jazz. Yang jelas lo harus siap dengan apapun job desk yang bakal dipercayakan buat lo. Gimana Biar Bisa Ikutan jadi Volunteer Java Jazz? Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2019 memang sudah sukses diselenggarakan pada 1-3 Maret kemarin. Namun, prosedur dan ketentuan volunteer Java Jazz biasanya nggak terlalu berbeda dari tahun ke tahun. Jadi, kalau memang tertarik untuk jadi volunteer Java Jazz tahun depan, lo bisa berkaca pada peraturan tahun ini. Seluruh informasi terkait pendaftaran atau open recruitment volunteer Java Jazz bakal diumumkan di situs Pertama-tama, lo harus mengisi form yang disediakan. Pastikan data diri lo sudah benar, terutama nama dan alamat email. Karena kalau lo lolos pendaftaran, pihak panitia Java Jazz bakal menghubungi lo melalui email untuk mengundang interview. Biasanya, interview diadakan di kantor PT Java Festival Production. Perlu diingat bahwa divisi yang ditawarkan bisa berbeda dari divisi yang lo apply melalui website. Misalnya, saat daftar lo mengajukan untuk jadi volunteer di divisi promosi. Namun, ketika interview, bisa saja panitia menawarkan lo untuk bekerja di divisi lain. Kalau lolos, beberapa hari kemudian lo bakal mendapat email sekaligus undangan untuk mengikuti technical meeting. Menjadi seorang volunteer Java Jazz bakal memberi lo kenangan dan pengalaman yang berkesan. Jadi, kalau ada kesempatan tahun depan, pastikan lo ikutan daftar ya, Urbaners! Sources Java Jazz Festival merupakan festival musik jaz terbesar yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2005. Penyelenggaraannya yang konsisten berlangsung hingga saat ini, tidak terlepas dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Putri Annika, contohnya. Sepuluh tahun yang lalu, Putri menjadi bagian dalam perhelatan festival musik jaz terbesar di Asia Tenggara sebagai volunter dan saat ini ia menjadi kru Java Jazz Festival. Walaupun menjadi sukarelawan, tetapi hal itu tidak membuat Putri bekerja malas-malasan. Semangat kerja yang luar biasa menjadikan Putri sebagai orang yang selalu terlibat dalam perhelatan Java Jazz yakni sebagai asisten koordinator artis internasional. Kepada kami, Putri, pada Senin 24/2/2020 menceritakan pengalaman pertama kali terlibat dalam Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran. “Tahun 2010 aku mulai gabung menjadi volunter Java Jazz karena jadwal kuliah yang longgar, sehingga mulai mencari aktivitas lain,” ujarnya. Ia menambahkan, informasi dibutuhkan volunter Java Jazz ia dapatkan dari broadcast di Blackberry miliknya. Sama dengan proses pemilihan volunter pada umumnya, Putri juga mengikuti tahap wawancara. Selain ingin mencari kegiatan yang ia sukai, Putri juga merupakan penikmat dan penonton java jazz yang tidak pernah absen. Turut andil dalam Java Jazz Festival merupakan bentuk apresiasi Putri terhadap kerja keras orang dibalik suksesnya Java Jazz Festival. Menurut Putri, mereka yang terlibat di balik kesuksesan Java Jazz sudah bekerja maksimal dan profesional. Hal tersebut juga menjadi motivasi bagi Putri untuk melakukan hal yang sama ketika memilih bergabung dalam Java Jazz Festival. Putri memberikan tips kepada anak muda yang ingin menjadi volunteer Java Jazz. Ia menceritakan tantangan menjadi volunter festival terbesar di Asia Tenggara yang menurutnya tidaklah mudah. “Jam kerjanya itu luar biasa. Karena ternyata menjadi volunter aja enggak mudah. Harus datang sebelum penonton dan pulang setelah venue sepi merupakan tantangan menjadi orang dibalik Java Jazz ini,” tegasnya. Saat menjadi volunter, Putri lebih sering merasakan suka ketimbang duka. Pengalaman yang berbeda setiap saat dan menjadi pembelajaran baru merupakan memori yang lebih dulu ia ingat ketika ditanya suka dan duka menjadi volunter perhelatan musik jaz tersebut. Banyaknya pihak yang ingin turut andil dalam memajukan Java Jazz Festival membuat proses pemilihan volunter juga diperketat. Jika kebutuhan volunter Java Jazz sudah tersebar di berbagai platform, dalam sekejap ribuan pelamar memenuhi web Java Jazz. Putri yang juga terlibat dalam divisi talent membagikan tips kepada anak muda yang ingin bergabung menjadi volunter Java Jazz. “Ketika kalian daftar di web, please do it seriously!. Karena hal itu menentukan layer selanjutnya,” katanya memberi saran. Selain itu, mengutarakan alasan keterlibatan menjadi faktor yang penting bagi timnya karena tim dia yang menyeleksi untuk memilih volunter. “Kami pengen orang yang bergabung secara sadar ingin kerja bareng, bukan hanya ikut-ikutan teman,” tambahnya. Pengalaman yang banyak ketika menjadi volunter di Java Jazz Production membawa Putri menjadi orang yang selalu terlibat dalam Java jazz Festival seperti saat ini. Dari yang sebelumnya menjadi volunter di bagian stage, LO liasion officer atau penghubung, hingga hotel pernah digeluti Putri. “Semua hal aku dipelajari. Ketika diberi kepercayaan lebih menjadi koordinator, itu menjadi peluang terbuka menjadi kru Java Jazz,” jelas Putri. Putri Annika membagikan perspektif perbedaan konser dan festival musik. Selain membahas mengenai pengalaman menjadi bagian di Java Jazz, ia juga berbagi sudut pandang mengenai perbedaan festival dengan konser. Menurutnya konser dan festival jelaslah berbeda. “Kalau konser biasanya kami cuma ngurusin satu artis aja dan memenuhi keinginan artis tersebut. Namun, kalau festival kami ngurusin banyak artis dan tidak semua keinginan bisa dipenuhi. Dibutuhkan pemahaman dan kerja sama kedua belah pihak dalam hal pemenuhan keinginan. Selain itu kalau di Java Jazz Festival sendiri kita enggak bisa cek sound, tapi kalau di konser pasti hal itu ada,” katanya lagi panjang-lebar. Putri berharap Java Jazz yang memasuki tahun ke 16 ini lebih sukses dan lebih besar. “Mudah-mudahan Java Jazz menjadi platform untuk musik dan performance terutama jaz yang diandalkan di Indonesia, terutama Asia Tenggara. Dan terus lebih besar lagi dan lebih sukses lagi,” harapnya. Video wawancaranya juga dapat ditonton di Youtube Kompas Muda. Reporter Nur Kamilah, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta Fotografer Bryan Kenneth, mahasiswa Jurusan Teknnik Informatika Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang Kali ini gue akan berbagi sedikit pengalaman gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016 yang diselenggarakan 4, 5, dan 6 Maret kemarin. Dari sekian banyaknya divisi yang ada, gue berada di divisi F&B. Beberapa teman volunteer di divisi F&B sudah kuliah di semester 6 dan 7. Bisa dibilang, gue yang paling muda disitu. Oya buat kalian yang gak tau apa itu F&B, gue akan kasih tau. F&B itu singkatan dari Food & Beverages. Jadi selama event berlangsung, tugas gue sebagai volunteer di divisi F&B adalah menjual product food and beverages milik sponsor acara. Fasilitas yang diperoleh setiap volunteer selain bisa masuk JJF gratis selama tiga hari adalah name tag, baju crew, konsumsi, fasilitas menginap di hotel bintang empat, dan pastinya bisa nonton stage mana pun dengan bebas. Tapi sebagai volunteer, jadwal menonton yang bisa diperoleh gak sebebas-bebas yang kalian mau. Harus ada giliran pergantian nonton antar sesama volunteer tiap divisi karena volunteer gak pake sistem shift. Oke, selama tiga hari acara berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, gue bertemu dengan puluhan musisi dan artis. Keuntungan lainnya menjadi volunteer adalah bisa mengajak foto artis yang kita temui dengan pede karena sama-sama memakai name tag. Bedanya ya cuma tulisan crew’ di name tag kita dan tulisan artist’ di name tag mereka. Kapan lagi bisa dapet kesempatan langka kayak gini? Di hari pertama, gue sempat menonton shownya Raisa, Tomorrow People Ensamble, Dikta Project, Barasuara, Glenn Fredly, TND, dan Tokyo Ska Paradise. Cerita ketika nonton Raisa tampil adalah gue gak nonton dari awal. Gue baru sampai di stagenya saat pertengahan show. Dengan kebiasaan gue yang kayaknya susah dihapus, gue menyelinap diantara banyaknya penonton disitu supaya bisa melihat Raisa dengan lebih jelas. Tiba-tiba aja Afgan dateng dari back stage dan menyanyikan lagu Someday We’ll Know-nya New Radicals bareng sama Raisa. Ya, sesuai dugaan, penonton-penonton cewe pun berteriak-teriak histeris ketika Raisa menyanyikan lagu Percayalah bareng Afgan. Berlanjut ketika gue menyaksikan shownya TPE. Komposisi jazz kelas atas disajikan oleh keempat personilnya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Mereka sangat pro di instrumentnya masing-masing. Sang leader, Nikita Dompas, dan sang keyboardis, Adra Karim, bahkan menjadi juri di ajang MLD Jazz Project Audition. Lalu berlanjut ke penampilan Dikta Project. Seperti kita tau, Dikta adalah vokalis Yovie n Nuno yang sangat diidolakan para cewe. Dan ketika selesai manggung, puluhan cewe langsung menuju backstage supaya bisa berfoto bareng sama Dikta. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan Barasuara yang pecah sekali. Penontonnya ramai sampai jarak yang cukup jauh dari panggung. Sang frontman, Iga Massardi, sempat berkata di jeda pergantian lagu, Terima kasih buat kalian yang nonton show kami disini. Gue gak nyangka penontonnya bakal serame ini. Gue mikirnya bakal lebih rame lagi malah’. Konsep unik Barasuara di show mereka kali ini adalah pertukaran kostum setiap personilnya. Kemudian gue sempat menonton Glenn Fredly. Dengan gaya nyeleneh’, Glenn sesekali mengobrol dengan penonton di jeda pergantian lagu. Kualitas sound, tata cahaya, dan kemegahan panggung yang ada menghipnotis penonton yang hadir saat itu. Ditambah dengan suara Glenn yang khas dan lagu-lagu andalannya, gue sangat puas menonton Jong Ambon satu ini. Kemudian gue juga menyaksikan duet Tommy Pratomo dan Dimas Pradipta yang tergabung dalam TND. Dengan diproduseri oleh Barry Likumahuwa, duet mereka menyajikan jazz funk yang kental ketika tampil. Gue pun sempat meminta tanda tangan mereka di CD TND yang baru aja gue beli. Di hari kedua, gue sempat menyaksikan penampilan Bass G & Co, Barry Likumahuwa Experiment, Dewa Budjana, Endah n Rhesa, Indro Hardjodikoro, White Shoes & The Couples Company, dan Isyana. Di malam Minggu seperti hari itu, suasana sangat ramai dan lebih banyak pengunjung dibanding dengan hari Jumat. Keramaian pengunjung juga berdampak ke penjualan product di stand beverages tempat divisi gue bertugas. Di samping itu, gue bertemu dengan lebih banyak musisi dan artis di hari Sabtu itu. Tentu kesempatan langka itu tidak gue sia-siakan. Gue pun sempat berfoto dengan beberapa musisi yang gue temui. Kemudian, gue sangat menikmati ketika BLE tampil di atas panggung. Mereka membawakan lagu-lagu dengan beat dan melody yang memanjakan telinga. Tak heran jika Glenn Fredly dan Adib Hidayat sempat memuji lagu-lagu mereka. Kemudian gue menonton penampilan dari Dewa Budjana. Penontonnya sangat ramai hingga gue harus secara bertahap supaya bisa menyaksikannya dari dekat. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung salah satu maestro gitar Indonesia beraksi? Ditambah lagi dengan penampilan luar biasa Echa Soemantri yang membuat gue gabisa berkata apa-apa lagi. Penampilan White Shoes juga sangat ditunggu-tunggu dengan bukti banyaknya penonton yang menyaksikan mereka tampil di atas panggung. Di penampilan terakhir hari Sabtu, gue menyaksikan Isyana secara langsung. Membawakan lagu-lagu hits dan beberapa lagu cover, Isyana sukses menutup malam Minggu pertama Maret 2016. Dan di hari penutup, gue menyaksikan penampilan dari Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo, mp3trio, Andien, Marcell, Teza Sumendra, Tompi, Regina, MLD Jazz Project, Candy Dulfer, EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari, Andre Hehanusa, dan Hiatus Kaiyote. Penampilan pertama yang gue saksikan di hari terkhir JJF 2016 adalah Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo yang membawakan lagu-lagu lawas Indonesia dari tahun 60an dan 70an dengan balutan melodi-melodi jazz yang kental. Mereka juga diiringi oleh Ron King Sextet yang pada hari sebelumnya sudah tampil di JJF 2016. Kemudian ada juga penampilan beberapa penyanyi Indonesia dengan tema Indonesian Duets’ yang membawakan lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. Beberapa penyanyi yang tampil adalah Andien, Tompi, Regina Ivanova, Teza Sumendra, Marcell, dan Dira Sugandi. Itu adalah salah satu penampilan terbaik yang gue lihat di JJF 2016. Dengan arransemen dari Nikita Dompas, lagu-lagu duet hits Indonesia menjadi lebih elegan’ dan memuaskan para penonton yang hadir. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan saxophonist wanita Candy Dulfer. Uniknya, di tengah penampilannya, Candy menarikan Tari Poco-Poco dengan sangat bersemangat. Penonton pun bertepuk tangan antusias. Ada satu lagu khusus yang dibawakan dan diciptakan Candy untuk idolanya, Miles Davis, dengan judul 2 Miles’. Andre Hehanusa memuaskan dahaga penonton JJF yang sudah cukup dewasa dengan lagu-lagu andalannya. Dengan penampilan penuh energi dan suara yang tiada duanya, Om Andre menutup pegelaran Java Jazz Festival 2016 dengan manis. Ada sedikit rasa sedih yang gue rasakan karena tiga hari pergelaran festival jazz terbesar di Asia ini harus usai. Terlalu banyak kisah dan cerita yang gue alami disini. Bertemu dengan banyak orang, banyak musisi, belajar memanajemen waktu, perjuangan berjalan dari satu stage ke stage yang lain, dan lelahnya badan ketika malam tiba. Ya itulah sedikit cerita gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016. Kebanyakan gue hanya menulis sukanya aja selama tiga hari acara disana. Padahal fisik juga lelah dan capek banget sampe gue masuk angin juga. Tapi semuanya terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa yang gak bakal terlupakan. Sampai jumpa tahun depan!! Ini adalah beberapa musisi dan artis yang gue temui selama tiga hari pergelaran Java Jazz Festival 2016 Barry Likumahuwa, Benny Likumahuwa, Adinda Shalahita, Sheryl Sheinafia, Fita Anggraini, Bens Leo, Jessilardus Mates, Arie Keriting, Gamaliel, Ariel Nidji’, Rayi Putra, Haris Pranowo, Joshua Kunze, Tommy Pratomo, Lala Karmela, Marco Steffiano, Nino Kayam, Endah Widiastuti, Indro Hardjodikoro, Didiet violin’, Yandi Andaputra, Ade Avery, Elfa Zulham, Iga Massardi, Yura Yunita, Dika Chasmala, Echa Soemantri, Dimas Wibisana, Jordy Waelauruw, Marthin Siahaan, Ivan Alidiyan, Arina Ephipania, Ananda Badudu, Tohpati, Nikita Dompas, Rafi The Beat’, Rayendra Sunito, Indra Perkasa, Richard Hutapea, Adra Karim, Dimas Pradipta, Rhesa Aditya, Rick Karnadi, Barsena Bestandhi, Sahira Anjani, Gerald Situmorang, Tatjana Saphira, Pradikta Wicaksono, Eva Celia, Cabrini Asteriska, Puti Chitara, TJ Kusuma, Albert Fakdawer, Ray Monte, Gadis V. w/ Echa Soemantri w/ Gerald Situmorang w/ Arina 'Mocca' Ephipania w/ Tohpati w/ Eva Celia Dewa Budjana on stage Raisa ft Afgan on stage Candy Dulfer on stage Tompi ft Regina on stage EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari Glenn Fredly & The Bakuucakar Barry Likumahuwa Experiment Setelah sekian lama lupa dengan utang nyeritain pengalaman jadi volunteer di Java Jazz Festival 2016 seperti yg gue pernah cerita di post sebelumnya, sampe sekarang udah open registration volunteer buat JJF 2017 lagi, akhirnya gua akan membayar utang tersebut hari ini... So yea, It's my experiences being volunteer in Java Jazz Festival 2016 Part 2 my precious id card [Day 1] Hari pertama, yaitu hari Jumat, 4 Maret 2016. Gue berangkat dari Bogor jam 9 pagi, dan sampai sana jam 11 siang-an lewat. Hari pertama masih pada awkward karena itu kedua kalinya kita full team ketemu bahkan ada yang baru dateng karena berhalangan TM, staff merchandise mengakrabkan kita dengan main games yang bisa kenal satu sama lain. Gue lupa gamesnya apa karena gaikut karena gue telat wkwk. Lanjut solat jumat Lanjut makan siang Lanjut loading barang dari gudang ke booth dan Sampailah kepada open gate Java Jazz yang artinya manusia-manusia yang Jazzy dateng ke venue. Awalnya pelan-pelan orang dateng ke booth dari yang nanya aja sampai beli bahkan bisa berjuta-juta. Kinda fun ngelayanin orang-orang dari mulai lokal sampe nigga juga ada. Kita juga harus ngapalin harga barang, stock barang, kode barang, persuasif-in mereka supaya beli barang lain, pokoknya banyak deh but itu asik! Masih inget juga ini yang suka kita omongin kalo ngadepin customer "Mohon maaf Pak/Bu, kita disini menggunakan sistem plastik berbayar, tapi kita punya goodie bag harganya cuma 15 ribu, murah banget pak/bu bagus lagi" "Untuk pembelian menggunakan kartu BNI dapat diskon 20%" "Ada lagi Pak/Bu?" Hahaha pokoknya asik deh! yha gue pendek Ada accident di hari pertama ini, contohnya sistem penggunaan kartu servernya masih busy jadi timbullah antrian panjang karna cuma satu device yang jalan. Yang kedua antriannya masih gajelas soalnya gaada line pembatas. Akhirnya gue sm Luky pun inisiatif buat ngaturin pembatas line, soalnya ada ibu-ibu yang marah-marah sampe gue masih inget kata-katanya "Siapa ini yang tanggung jawab? Ini acara international loh mba/mas kok pelayanannya gini banget! Ga bagus sama sekali" terus anaknya lgsg ngomong "Udahlah mah ih malu banyak orang" Wkwk kocak sih tapi somehow bener kata ibunya. But yaudalahya~ Anyway jadi volunteer gak selamanya kita harus di booth kok, bisa juga nonton performer as long as tau diri aja kalo lg lowong bolehlah Hari pertama stock masih lumayan sisa banyak karena visitor nya banyak aja gak banget. Selesai acara, tutup booth, beres-beres, selesai deh hari pertama ketemu pani ada ayn juga ayaque dan alpharque [Day 2] Hari kedua alias hari Sabtu jauh lebih crowded dibanding hari pertama mungkin karena pas kali ya besoknya libur juga dan bisa malming Saking crowdednya sebenernya waktu lowongnya bener bener dikit. Sebelumnya kita ada shift buat istirahat, tapi sama sekali gak kepake karna para pembeli yang dateng ke booth over load. Baru selesai ke satu customer, lanjut ke customer lain ga berhenti karena mereka udah manggil-manggil juga. Hari kedua ini jauh lebih capek dibanding hari pertama. Stock-stock barang pun udah mulai abis seiring jalan. Enak sih jadi hari minggu nya kebayang banyak freenya wkwk Ga banyak yang bisa gue ceritain di hari kedua karena udah bener-bener capek, kaki udah kaya mau copot banget sementara gue dari hari pertama baliknya sekitar jam 2 pagi dan harus balik ke Bogor naik mobil nyetir sendiri dan harus ke JIExpo lagi jam 9 dari Bogor. Kebayang dong capeknya? yok dibeli yok kuy kuy peta aku peta [Day 3] Hari terakhir yeay! Hari dimana paling mengasyikkan dan menyedihkan. Seneng karena merchandise udah tinggal sisa-sisa dan menyedihkan karena harus berpisah dengan volunteer yang lain. hiks. Di hari terakhir selain kegiatan di booth, kita nonton juga beberapa artis yang manggung. Gak ketinggalan foto-foto sm anak volunteer lain juga. Pokoknya bener-bener have fun deh di hari terakhir karna kerjaan yg gak terlalu berat Kegiatan masih sama aja seperti hari hari sebelumnya, jadi gak usah gue ceritain detailnya yaa Oiya gue juga sempet foto sama Kunto Aji yang sangat low profile, baik bgt doi btw }} Kocaknya gue sama mba Alvi asistennya Mba Tezsa tersayang nunggu nunggu GAC abis perform di backstage berharap dapet foto. Eh ternyata banyak orang akhirnya exit backstage nya pindah dan GAC cabut lari2an meninggalkan kita. Huft kecewa Setelah acara beres, kita beres-beresin tempat sampe selesai dan berpamitan dengan crew merchandise dan mba Tezsa juga. Karena kita anak volunteer bingung mau kemana *anaknya masih pengen ketemu*, akhirnya muter-muter bingung kemana, ujungnya di hotel tempat cewek2nya nginep dan mesen mcd sambil ngelindur ngomong apa aja karna udah super duper capek wkwk. Kita ngumpul gajelas sampe jam set4 pagi dan gue lanjut otw Bogor sama Nindy sampe rumah jam 6 pagi dimana bokap baru berangkat kerja sementara gue baru balik wkwk But anyway it's my biggest experiences on volunteering so far dan gabakal gua lupain. dan Gue mau coba keperuntungan gue lagi tahun 2017 buat jadi volunteer. Semoga berhasil yak sqwad kucel sok happy masih bersih tampan Halo selamat pagi! Ini sebenarnya adalah tulisan pertama gue, jadi yang sebelum2nya cuman tugas kuliah gue dimana gue harus nulis apapun topiknya yang gue cari di mbah gugel. Oke markitmul mari kita mulai. Hari ini gue mau ceritain tentang pengalaman gue ikutan volunteer Java Jazz yang berawal pada tahun 2016. Jadi pertamanya gue dapet broadcast gt lah ada pembukaan volunteer Javajazz. Berhubung gue semester 8 trus cuman ngambil skripsi dan udah ga ada matkul, iseng-isenglah daftar daripada gabut. Jadi gue daftarlah lewat webnya itu sekitar bulan desember, gue daftar bagian ticketing sama merchandise. Sebulan kemudian dapatlah gue email untuk interview tapi gadikasih tau untuk bagian apa. Datanglah gue ke Simprug Gallery dan jauh banget dari rumah gue pake nyasar pula. Akhirnya gue interviewlah ketemu beberapa orang yang juga pada lagi ngantri daripada bosen mending kenalan kan, disitu gue kenalan sama ada yang dari UI,Binus,Unpad dll. Pada kaget gue ngapain ITS Surabaya jauh – jauh cuman ikutan volunteer, ya gue jelasin aja emang rumah gue di jakarta dan emang lagi libur aja jadi yaudah ikutanlah nambah temen dan pengalaman juga kan. Ga kerasa ngobrol – ngobrol dipanggilah kedalem ruangan sekitar 5 orang dan yg nge-interview satu orang cowo, disitu dia ngejelasin kalo yang diruangan ini bakalan masuk bagian merchandise dan gadibayar. Ya balik lagi keniat gue bahwa gue kan emang ga nyari duit cuman isi kekosongan gue yang sebenarnya ga hampa bgt tapi gue hampa-hampain aja HAHA *jayus. Ya oke gue pulang bareng nyokap karna sekalian nyokap mau pergi. Pada bulan yang sama dapatlah gue email kalo gue keterima jadi volunteer, disuruh kirim ktp,ktm dll lupa gue apa aja. Nah kalo bagian merchandise ini gue dateng pas hari H tapi sebenarnya H-1 lo disuruh dateng buat ambil idcard tapi gue gabisa karna ngurusin skripsi, untungpas mau interview gue kenalan sama orang-orang yang lain jadi udah ada kontak line dan gue nitip untuk ambilin. Dengan kesok idean gue lagi, gue juga daftar magang gitudeh seperti yang gue bilang biar ga kosong-kosong amat. Dan tiba – tiba dapet email interview jam 4/5 sore di hari yang sama dengan hari pertama mulainya JavaJazz, dan gue bingung karna gabisa terlambat untuk datang ke acara Javajazz. Yaudahdeh gue minta reschedule buat pagi hari jumat dan gabisa lebih dari hari jumat karena gue ikutan java jazz dan senin gue harus balik ke Surabaya ngurusin skripsi. Puji Tuhan semua berjalan sesuai rencana, pagi – pagi gue interview di daerah kuningan jam 11 langsung cus ke JIEXPO. Nah inilah Jiexpo, Oke pas nyampe gue langsung kontak temen gue namanya nindy buat anterin idcard keluar karna tanpa idcard lo gabakalan bisa masuk. dan this is my…. idcard yang gatau kenapa ko malah foto ktm gue yang dimasukin -,- padahal gue udh ngirim foto gue yang bagus, yaudalah ya gpp yang penting gue bisa masuk nih jiexpo gretong. Nyampe disana kenalan deh sama orang – orang sesama merchandise dan sekali lagi pada kaya kaget ngapain gue arek suroboyo nyasar ikut acara JJF di jakarta, yaudah gue jelasin lah berkali kali tiap kenalan dan tiap nanyain. Hari pertama kita kaya masih bingung kan masih menata nih baju taruh dimana gantungan topi dll dan jenjeng ga kerasa udah dibukalah gate JJF 2016 and then WELCOMEE ALL TO THE INTERNATIONAL EVENT!! Oke rasanya seru – seru gimana gt ngelayanin orang. Untuk hari pertama ga terlalu ramai tapi ya capek juga ternyata dan cukup membuat kepala gue pusing dan inilah contoh merchandise yang kita jual, untuk harganya gue lupa. oiya kita juga dikasih waktu buat nonton acara kok tapi ada shiftnya gt dan ditulisin namanya mau ijin jam berapa. Hari pertama ini gue ampe jam 2 subuh. Oke next hari kedua. Sama kaya kemarin jam 12 gue nyampe di JIEXPO dan ngatur2 barang lagi dan capek lagi. Tantangan paling susah sebagai penjual adalah saat ketemu 2 ibu-ibu yang berbeda dan manggil dan mereka maksa bahwa mereka duluan yang harus dilayani, bukan cuman maksa tapi minta baju yang udh diplastikin minta dibukain dan mau dicobain ke anaknya, mau gamau harus kita yang rapiin dan ujung-ujungnya gajadi dibeli. Thanks MAK.. Dihari kedua ini critanya udh adalah teman sepermainan gue namanya dhia dan nindy langsunglah kita putu2 dhia, gue,nindy hari kedua ini ramai banget kaya puyeng banget gue, menurut gue kurang bgt ini orang-orang merchandise. Oh iya gue juga bingung saat ngehadepin orang jepang atau chinese gt lupa gue mereka ngomong minta ukuran “L” tuh yang gue denger “EW” akhirnya pakelah bahasa tangan HAHA selain itu ketemu juga bule ya ngomongnya seadanya ajalah yang penting saling mengerti HOHO. Ketemu juga orang malaysia, untung dulu kedapetan broadcast bbm cerita perbandingan bahasa Indonesia dan malaysia, yang dimana kalo kata orang malaysia pusing-pusing itu artinya dalam bahasa Indonesia itu artinya mau jalan-jalan. Ketemulah gue orang yang ngomong begitu dan gue ngerti HAHA. Di hari kedua ini lebih capek dari hari pertama, sebenarnya setelah selesai acara kita tuh dikasih tempat nginep dkt JIEXPO nama hotelnya holiday inn, berhubung gue orangnya pecinta rumah banget jadi gue pulang aja. Lanjutdeh hari ketiga udah mulai biasa berjualan dan hari ketiga ini ga seribet hari kedua gatau kenapa, mungkin karna emang udah ngerti dan mulai terbiasa. Dihari ketiga kita sesama volunteer udah kaya deket gt loh, makan bareng, foto- foto, kabur-kaburan, gosipin orang. FINALLY KELAR DEH NIH ACARA dan menurut gue serusih kaya cuman 3 hari tapi gue seneng bisa kenalan sama orang-orang lain dan inilah wujud para volunteer yang udh kumel banget azli. EH kita juga dapet topi gratis loh! setelah acara masih pada ngumpul tapi gue langsung balik rumah karna jam 7 pagi gue flight dan kembali menjadi arek Suroboyo. Gue balik jam 1an subuh langsung tidur bangun jam set 5 dan mereka masih pada ngumpul, gue cuman bisa geleng-geleng dan sebenarnya pingin banget ikut tapi apa daya demi masa depan yang cemerlang AMIN! jadi gue harus meninggalkan mereka lebay. Sekian curcol gue yang alay JAKARTA, - BNI Java Jazz Festival 2023 hari ketiga siap digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu 4/6/2023. Meski tanpa special guest, para penampil di hari ketiga Java Jazz tahun ini tak kalah seru. Ada Mahalini, Rizky Febian hingga Lyodra yang siap tampil di panggung hari ini. Berikut daftar lineup penampil di Java Jazz Festival 2023 hari ketigaBlibli Hall Nonaria feat. Tetty Kadi Bilal Indrajaya Anthonio Sanchez Makaya Mcraven BNI Hall Ariel feat. BCL

pengalaman volunteer java jazz